TANPA INSTAGRAM : 14 SEPTEMBER 2020

Hallo semuanya, mulai hari ini aku bakalan hidup tanpa instagram. Enggak selamanya sih, cuma 18 hari saja. Aku ingin menantang diriku sendiri. Jujur aku enggak mau menjadi intagram addict yang apa-apa selalu membuka media sosial tersebut disetiap waktunya. Rasanya ketergantungan dengan media sosial khususnya instagram akan menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu akan meledak dan melukai diriku sendiri. Bangun tidur buka handphone, makan buka handphone, naik motor buka handphone, padahal tidak ada notifikasi apapun di handphone. Lalu berapa banyak waktu yang aku buang?

Setiap hari tangan ini rasanya gatal jika tidak upload story atau minimal lihat story orang lain. Padahal setelah aku pikir-pikir, hal tersebut adalah sesuatu yang unfaedah. Aku pernah bertanya dalam hati ”sebenarnya apa sih tujuan aku untuk upload story atau membuat story di medsos?”. Awalnya memang aku berpikir, bahwa apa yang aku buat bisa bermanfaat untuk orang lain. Tapi lama-kelamaan justru niat tersebut berubah tanpa aku sadari. Tidak mau munafik, hati kecilku mengatakan bahwa ada dorongan ingin menarik perhatian orang lain dari story yang kita buat di media sosial. Apalagi kalo bukan pujian atau image baik yang aku cari. Entah ini hanya perasaanku saja atau mungkin orang lain merasakan hal yang sama denganku.

Mulai hari ini aku berjanji pada diriku sendiri harus meminimalisasi penggunaan media sosial. Aku merasakan dampak yang baik ketika beberapa hari tidak bermain media sosial. Ya, 2 minggu yang lalu handphoneku rusak, jadi otomatis aku tidak bermain handphone atau media sosial. Selama kurang lebih 3 hari tidak berselancar di dunia maya aku merasa hidupku lebih produktif. Buktinya 1 buku telah selesai aku baca dalam kurun waktu 3 hari tersebut. Aku sendiri tidak mengatakan bahwa penggunaan media sosial itu sepenuhnya buruk. Tidak. Namun media sosial harus digunakan secara tepat dan tidak berlebihan. Media sosial mungkin awalnya diciptakan untuk memudahkan kita dalam berkomunikasi. Seiring berjalanya waktu hal tersebut justru menjadi boomerang bagi penggunanya. Coba kita hitung secara matematis, jika kita hitung berapa lama kita bemain media sosial setiap hari? Lebih lama mana interaksi sosial kita secara real life dengan orang sekitar kita? Jika kita menghabiskan lebih banyak di dunia maya maka ucapkan selamat pada diri kita sendiri. Selamat kita sudah menjadi budak media sosial tanpa kita sadari.

Sebagai gantinya, mulai hari ini aku bakalan ngejurnal diriku sendiri setiap hari lewat blog ini. Paling enggak aku harus konsisten menulis setiapa hari tentang story hidup yang aku lewati setiap hari selama aku tidak bermain instagram. Oke ini jurnal atau story hari ini kita mulai sekarang. Hari ini seperti biasa aku berangkat kerja pukul 09.20. Hari ini au memang lupa untuk pamit berangkat erja epada sang istri. Hari ini aku benar-benar gugup. Tujuan pertama adalah warung makan. Aku makan di warung solo yang kurang lebih jaraknya 500 m dari kos ku. Pagi ini aku memesan opor ayam dan es teh dengan total 20.000 rupiah. Setelah makan aku tidak langsung beranjak pergi karena hujan datang secara tiba-tiba. Aku isi waktu luangku sembari menunggu dengan bermain game mobile legends. Kurang lebih ketika waktu menunjukan pukul 10.25 aku bergegas untuk menuju tujuan utamaku yaitu kebun yang berlokasi di kampung Wirmaker, Distrik Yendidori. Jaraknya perkiraanku adalah 25 km.

Jalan menuju tempat tersebut membutuhkan waktu kurang lebih 40 menit. Sebenarnya jaraknya dekat namun kondisi jalan yang berlubang membuatku hanya bisa memau kendaraan dengan kecepatan 40 km/jam. Salah satu ritual utama dalam perjalanan adalah mendengarkan podcast. Podcast episode 37 dari balon terbang dengan judul belajar menerima, menemaniku sepanjang berkendara. Yang aku ingat dari podcast itu adalah pentingnya mensyukuri apa yang Tuhan takdirkan untuk hidup kita. Jika hari ini adalah kegagalan yang kita dapat, maka bukan menyerah solusi terbaiknya. Solusi terbaiknya menerima kegagalan dan berusaha mencapai keberhasilan dengan caranya kita masing-masing. Kurang lebih begitulah isi podcast yang aku dengarkan hari ini.

Sesampainya di tempat tujuan aku menemui Pak Silas, om Yunus dan om Yoas. Mereka adalah petani sang pemilik kebun. Aku memberikan sisa surat undangan dan papan nama tanaman sesuai dengan kesepakatan kita kemarin. 30 menit kita berbincang. Perbincangan kita yang aku ingat adalah hanya seputar kebun dan acara farmers field day yang akan kita lakukan esok hari. Setelah itu aku pamit untuk melihat kondisi kebun sekaligus melihat keadaanya. Alhamdulillah ternyata kondisi tanaman di kebun dalam keadaan yang baik-baik saja. Ketia aku berada di kebun, au melihat beberapa anggota kelompok tani pak Silas sedang mengerjakan dekorasi tempat untu makan acara esok hari. Tidak lupa aku menyapa dan melempar senyum pada mereka.

Kurang lebih 2 jam aku berada di tempat itu Kemudian aku izin pulang karena harus bertemu dengan Nando, slah seorang temanku. Kurang lebih aku tiba di kos pukul 14.30. Setibanya di kos aku beberes dan kemudian sholat dzuhur dan kemudian dilanjutan sholat ashar. Setelah beristirahat selanjutnya pukul 16.00 aku pergi untuk makan di salah satu tempat makan yaitu Oke Bento. Aku memesan ayam geprek paket A seharga 23.000 rupiah. Selanjutnya aku menuju rumah Nando. Niat awal aku ingin mengirimnya surat izin peminjaman drone. Tapi ternyata aku lupa untuk mengganti isi suratnya. Aku mengatakan padanya bahwa besok aku akan memberianya surat. Kemudian aku pulang.

Pukul 18.08 aku bergegas untuk  sholat. Tidak lupa aku memberitahu sang istri bahwa aku sudah berada di kos dan mau beberes sholat maghrib. Setelah sholat maghrib aku tak lupa berkomunikasi dengan istri. Komunikasinya singat, hanya berkabar, menanyakan aktifitas hari ini dan saling memberi doa dan semangat.  Kebetulan hari ini adalah hari Senin, hari dimana aku mempunyai jadwal olahraga yaitu badminton. Setelah sholat isya aku pamit ke istri untuk berangat menuju lapangan olahraga. Dari pukul 19.30 sampai 21.43 aku melakukan aktifitas bermain badminton. Hari ini aku bermain 3 kali dan semuanya kalah. Aku tidak enjoy bermain karena senar dari raketku agak sedikit kendor. Sepulangnya bermain badminton seperti biasa aku menunggu keringat yang ada dibadanku mengering. Aku mandi dan kemudian membeli sekaleng sprite untuk menemaniku menulis tulisan ini.

Yaps, hari ini terasa cukup melelahkan. Tapi tidak mengapa, aku masih bisa bersyukur diberikan kesempatan bernafas sampai detik ini. Evaluasi untuk hari ini aku rasa tidak begitu banyak. Tapi mungkin dilain kesempatan aku harus lebih prepare dan sabar dalam menghadapi situasi apapun. Kegiatan esok hari bisa jadi akan terasa lebih melelahkan daripada hari ini. Hal yang aku ingat untu besok adalah aku akan melaksanakan kegiatan farmers field day, berangkat pukul 07.30 dan membeli sabun cuci tangan untuk kegiatan tersebut. Semangat untuk besok Ganang!

Leave a comment